Andai.. ..
Andai kalian tahu.. Betapa tidak mudahnya berjuang sendirian.. Rintik hujan tak lagi sehebat beberapa waktu lalu. Ia bermetamorfosa menjadi derai lembut yang masih setia membasahi tanah. Membekaskan jejak-jejak basah yang bergulir di sepanjang permukaannya. Jendela kamarnya masih terbuka meski malam kian larut. Ia menghela nafas panjang, lalu tertunduk. Cukup lama hingga matanya berkaca-kaca. Meski aku hanya mengamati pemandangan miris ini, tapi aku tahu bahwa ada perih yang mungkin tak sanggup ia rasakan. Ada yang sengaja tertahan di sana. Yang hampir tumpah. Di pelipis matanya yang indah. Ntah sudah kali ke berapa pemilik senyuman manis itu terduduk dengan wajah layunya di sana. Hey Nona. Sampai kapan dirimu begini? Menarik diri dari permukaan. Sungguh, Aku takkan ridho melihat saudariku seperti ini. Siapapun yang membuatmu begini, semoga Allah membalas dengan balasan yang setimpal. Aku mencoba mendekat. Semakin dekat. “Andai dia tahu.” katanya lirih. Matanya s...